Gunung Batur Kintamani: Jalur, Biaya, dan Pesona Sunrise yang Wajib Kamu Coba

 Pesona Gunung Batur Bali

 

         Bali memang dikenal dengan pantai-pantainya yang menawan, tapi siapa sangka bahwa keindahan sejati pulau ini juga tersimpan di dataran tinggi. Salah satu tempat terbaik untuk menikmati sisi lain Bali adalah Gunung Batur, gunung berapi aktif yang terletak di kawasan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dengan tinggi sekitar 1.717 meter di atas permukaan laut, Gunung Batur menawarkan pengalaman mendaki yang singkat namun penuh keajaiban alam — dari pemandangan sunrise spektakuler hingga danau biru kehijauan di kaki gunung.
        Selain terkenal di kalangan pendaki lokal, Gunung Batur juga telah menarik perhatian wisatawan mancanegara. Banyak yang datang ke sini bukan hanya untuk mendaki, tetapi juga untuk merasakan energi spiritual dan ketenangan yang memancar dari gunung ini. Setiap langkah di jalurnya seakan membawa kita lebih dekat dengan alam dan diri sendiri.
            Gunung Batur juga menjadi simbol keseimbangan antara alam, budaya, dan spiritualitas di Bali. Di kaki gunung, masyarakat masih menjalankan tradisi dan upacara adat untuk menghormati alam yang mereka yakini sebagai sumber kehidupan. Inilah yang membuat pendakian ke Gunung Batur bukan sekadar petualangan fisik, melainkan perjalanan batin yang penuh makna.
            Bagi kamu yang mencari pengalaman mendaki dengan pemandangan menakjubkan tanpa harus menempuh jalur ekstrem, Gunung Batur bisa menjadi pilihan sempurna. Mari kita jelajahi pesonanya — mulai dari akses, jalur, tiket, hingga tips penting sebelum mendaki.

1. Mengenal Gunung Batur: Permata Alam di Kintamani

 (Suasana Jalur Pendakian Gunung Batur)

        Gunung Batur adalah salah satu gunung berapi aktif yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, dengan ketinggian sekitar 1.717 meter di atas permukaan laut. Meski tidak setinggi Gunung Agung, Batur menyimpan daya tarik luar biasa berkat keindahan panorama alamnya yang menakjubkan, terutama saat matahari terbit. Gunung ini juga menjadi bagian dari kaldera terbesar kedua di dunia, menjadikannya lokasi yang sangat istimewa bagi para pecinta alam dan fotografer.
            Selain keindahan alamnya, Gunung Batur juga memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat Bali. Penduduk setempat percaya bahwa gunung ini adalah tempat bersemayam para dewa, sehingga kawasan ini kerap digunakan untuk upacara adat. Kombinasi antara keindahan alam dan nilai budaya membuat Gunung Batur bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga simbol keseimbangan antara manusia dan alam.
            Gunung Batur dikelilingi oleh Danau Batur, sebuah danau vulkanik yang terbentuk akibat letusan purba ribuan tahun lalu. Pemandangan danau biru kehijauan di kaki gunung berpadu dengan kabut pagi yang tipis, menciptakan suasana magis yang tak mudah dilupakan. Dari puncaknya, pengunjung bisa menyaksikan panorama Gunung Abang dan Gunung Agung di kejauhan — dua gunung lain yang seolah menjadi penjaga Bali dari arah timur.
          Tak heran jika Gunung Batur menjadi salah satu lokasi trekking sunrise paling populer di Indonesia. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang rela mendaki sejak dini hari demi menikmati momen ketika sinar mentari pertama menembus awan dan menerangi kaldera Batur.

2. Akses dan Jalur Menuju Gunung Batur

 (Suasana Jalur Pendakian Batur)

        Untuk menuju Gunung Batur, wisatawan dapat memulai perjalanan dari Kota Denpasar atau Ubud dengan waktu tempuh sekitar 2–2,5 jam menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan. Jalan menuju kawasan Kintamani sudah cukup baik, meski di beberapa titik terdapat tanjakan dan tikungan tajam khas daerah pegunungan. Di sepanjang jalan, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan perkebunan kopi, hutan bambu, serta panorama perbukitan Bali bagian tengah.
        Sesampainya di kawasan Toya Bungkah, pendaki akan menemukan basecamp yang menjadi titik awal trekking. Di sini terdapat banyak pemandu lokal (guide) yang siap menemani pendakian, terutama bagi wisatawan yang baru pertama kali. Pendakian tanpa pemandu sebenarnya memungkinkan, namun demi keselamatan dan informasi jalur yang akurat, menggunakan jasa guide sangat disarankan.
        Gunung Batur memiliki beberapa jalur pendakian populer, antara lain melalui Toya Bungkah, Serongga, dan Pura Jati. Jalur Toya Bungkah adalah yang paling umum dan direkomendasikan karena jalurnya relatif jelas, memiliki pemandangan terbaik, dan bisa ditempuh oleh pendaki pemula. Jalur lain seperti Pura Jati lebih menantang, cocok bagi pendaki yang mencari sensasi petualangan lebih.
            Selain kendaraan pribadi, ada juga banyak paket tour pendakian sunrise yang bisa dipesan di Ubud atau Kintamani. Paket ini biasanya sudah termasuk transportasi, pemandu, dan sarapan sederhana di puncak gunung — lengkap dengan secangkir kopi hangat sambil menikmati sunrise di atas awan.

3. Tiket Masuk dan Kondisi Trekking

(Suasana Pemandangan dari Puncak Gunung Batur)

            Untuk memasuki kawasan pendakian Gunung Batur, wisatawan akan dikenakan biaya tiket masuk sekitar Rp100.000–150.000 per orang (tergantung jenis tur dan pemandu). Jika membawa kendaraan pribadi, biasanya juga dikenakan biaya parkir sekitar Rp5.000–10.000. Sebaiknya lakukan reservasi dengan pemandu lokal terlebih dahulu agar pendakian lebih terarah dan aman.
            Pendakian Gunung Batur tergolong pendakian singkat namun menanjak, dengan waktu tempuh sekitar 1,5–2,5 jam menuju puncak. Jalur awal berupa jalan tanah dan bebatuan, sementara mendekati puncak, trek menjadi lebih curam dan berpasir vulkanik. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan sepatu trekking dengan grip kuat agar tidak tergelincir di jalur berpasir.    
            Meski menantang di beberapa titik, pendakian ini cocok untuk pemula maupun keluarga yang ingin mencoba pengalaman mendaki gunung berapi aktif. Pemandu biasanya memandu dengan ritme santai, disertai istirahat di beberapa pos sambil menikmati bintang di langit malam sebelum fajar menyingsing.
              Setibanya di puncak, udara terasa sangat sejuk — bahkan bisa mencapai suhu di bawah 15°C pada dini hari. Wisatawan bisa menikmati pemandangan sunrise yang spektakuler, awan bergulung di bawah kaki, serta cahaya keemasan yang memantul di permukaan Danau Batur.

4. Keindahan Alam Gunung Batur

(Suasana Jalur Pendakian Gunung Batur)

        Daya tarik utama Gunung Batur tentu saja adalah pemandangan sunrise-nya yang luar biasa. Dari puncak, wisatawan bisa melihat matahari terbit perlahan dari balik Gunung Agung di timur, menyinari Danau Batur dan perkampungan Kintamani. Warna langit berubah dari biru tua, jingga, hingga keemasan — menciptakan momen fotografi yang sangat memikat.
        Selain sunrise, keindahan Gunung Batur juga terletak pada panorama kaldera raksasa yang mengelilinginya. Kaldera ini terbentuk akibat letusan besar ribuan tahun lalu dan kini menjadi kawasan subur yang dipenuhi ladang, desa tradisional, dan danau yang indah. Dari puncak, terlihat jelas kontras antara batuan vulkanik hitam di lereng gunung dan kehijauan pepohonan di sekitarnya.    
            Bagi penggemar fotografi, Gunung Batur menawarkan pemandangan 360 derajat yang spektakuler. Di sisi selatan terlihat Danau Batur berkilau, di timur berdiri megah Gunung Agung, dan di kejauhan bahkan tampak Gunung Rinjani di Lombok jika cuaca cerah. Tak sedikit wisatawan yang menyebut pemandangan ini sebagai salah satu sunrise terbaik di Asia Tenggara.
            Setelah turun dari puncak, wisatawan bisa berendam di pemandian air panas alami Toya Devasya di kaki gunung. Air panas belerang ini dipercaya dapat meredakan pegal setelah trekking, sekaligus menjadi penutup sempurna setelah menikmati keindahan alam Gunung Batur.

5. Pantangan dan Tips Mendaki Gunung Batur

            Meskipun merupakan destinasi wisata populer, Gunung Batur tetaplah gunung suci bagi masyarakat Bali. Pendaki diimbau untuk menjaga etika dan kesopanan selama berada di kawasan gunung, seperti tidak berkata kasar, tidak membawa makanan berbahan daging babi, serta tidak membuang sampah sembarangan. Penduduk setempat percaya bahwa perilaku tidak sopan dapat membawa kesialan selama pendakian.
            Selain itu, dilarang keras mendaki tanpa izin atau melewati jalur yang bukan jalur resmi, karena beberapa area masih dianggap sakral dan rawan longsor. Pendaki juga disarankan tidak naik saat kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras atau kabut tebal karena dapat membahayakan keselamatan.
Untuk persiapan, pastikan membawa jaket tebal, senter kepala, air minum yang cukup, dan camilan ringan. Waktu terbaik untuk mendaki adalah pukul 03.00–04.00 pagi, agar sampai di puncak tepat saat matahari terbit. Gunakan sepatu anti-slip dan hindari membawa barang terlalu banyak agar pendakian lebih nyaman.
            Terakhir, selalu hormati pemandu lokal dan masyarakat sekitar. Mereka bukan hanya penjaga jalur, tapi juga penjaga tradisi dan alam Gunung Batur. Dengan menjaga sikap, kebersihan, dan keselamatan, pendakian ke Gunung Batur akan menjadi pengalaman spiritual dan visual yang tak terlupakan.
            Gunung Batur bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga perpaduan sempurna antara keindahan alam, kekuatan spiritual, dan budaya Bali yang mendalam. Mendaki gunung ini bukan hanya tentang mengejar puncak, melainkan tentang menikmati setiap langkah — dari kabut pagi di lereng, cahaya mentari pertama di ufuk timur, hingga hangatnya kopi di puncak kaldera.
            Setiap pendaki akan membawa pulang pengalaman berbeda: ada yang jatuh cinta pada pemandangan sunrise-nya, ada yang terpesona dengan keramahan masyarakatnya, dan ada pula yang menemukan ketenangan di balik keheningan alamnya.
            Bagi siapa pun yang mencintai alam, Gunung Batur adalah panggilan untuk datang dan merasakan Bali dari sisi yang lebih dalam. Sebuah perjalanan yang tak hanya menaklukkan ketinggian, tapi juga mempertemukan kita dengan keindahan diri yang sejati.


Menikmati Pesona Danau Tamblingan di Bali Utara

    Di balik hiruk pikuk wisata pantai Bali, tersembunyi sebuah surga sunyi bernama Danau Tamblingan. Terletak di kaki Gunung Lesung, Danau Tamblingan menjadi salah satu destinasi alam paling tenang di Bali yang menawarkan pesona kabut pagi, udara sejuk pegunungan, dan panorama danau yang menawan. Tak hanya dikenal karena keindahannya, kawasan ini juga memiliki nuansa spiritual yang kuat, terlihat dari deretan pura kuno yang mengelilingi tepi danau. Perpaduan antara keindahan alam dan suasana sakral inilah yang membuat camping di Danau Tamblingan menjadi pengalaman unik — bukan sekadar berkemah menikmati pemandangan, tetapi juga menyatu dengan ketenangan alam dan budaya Bali yang luhur.

1. Lokasi dan Akses Menuju Danau Tamblingan

      (Kondisi Area Camping dan Pintu Masuk Danau Tamblingan)

  Danau Tamblingan berada di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Lokasi ini termasuk dalam kawasan Bali Utara yang dikenal dengan suasana alamnya yang asri dan jauh dari hiruk pikuk kota. Danau ini juga memiliki nilai spiritual yang tinggi karena keberadaan pura-pura di sekitarnya, termasuk Pura Ulun Danu Tamblingan yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

    Untuk menuju Danau Tamblingan, akses jalan sudah cukup baik dan lebar, sehingga bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Hal ini membuatnya mudah dijangkau baik untuk sekadar berkunjung, piknik, maupun camping. Dari Denpasar, perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dengan rute melewati Bedugul yang terkenal dengan udara sejuk dan pemandangan indah.

    Suasana perjalanan menuju danau akan memberikan pengalaman tersendiri. Sepanjang jalan, pengunjung akan disuguhi pemandangan hutan hijau, perkebunan kopi, serta udara segar khas pegunungan yang menambah semangat sebelum tiba di lokasi.

2. Harga Tiket Masuk dan Fasilitas


 (Pemandangan Gunung Lesung dari Danau Tamblingan)

    Untuk memasuki kawasan Danau Tamblingan, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp10.000 per orang. Menariknya, harga tiket ini berlaku sama baik untuk kunjungan biasa maupun untuk yang ingin bermalam dengan mendirikan tenda. Dengan biaya yang terjangkau, pengunjung sudah bisa menikmati pesona danau alami serta kawasan hutan lindung yang masih terjaga.

    Di sekitar area danau tersedia beberapa fasilitas pendukung yang cukup membantu. Ada toilet umum yang bisa digunakan oleh pengunjung, sehingga aktivitas camping menjadi lebih nyaman. Selain itu, terdapat warung-warung kecil yang menjual makanan, minuman, hingga kayu bakar yang sangat berguna untuk membuat api unggun di malam hari.

    Ketersediaan fasilitas ini menjadikan Danau Tamblingan ramah bagi wisatawan yang datang untuk camping bersama keluarga maupun komunitas. Meski suasananya masih alami, pengunjung tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar saat beraktivitas di sekitar danau.

 

3. Keindahan Pemandangan di Danau Tamblingan

 

      (Pemandangan Danau Tamblingan dan Pura)

  Daya tarik utama Danau Tamblingan terletak pada panorama alamnya yang memukau. Danau alami ini dikelilingi hutan lindung Cagar Alam Batukahu yang hijau dan rimbun, menciptakan suasana sejuk serta udara yang segar. Bentangan air danau yang tenang berpadu dengan pemandangan Gunung Lesung di kejauhan, menjadikan tempat ini begitu fotogenik.

    Selain itu, momen sunrise di Danau Tamblingan termasuk salah satu yang paling ikonik di Bali. Cahaya matahari pagi yang muncul perlahan di balik kabut tipis menambah nuansa magis. Tidak heran jika banyak fotografer, baik lokal maupun internasional, menjadikan danau ini sebagai spot favorit untuk berburu foto.

    Keberadaan Pura Ulun Danu Tamblingan di tepi danau semakin menambah daya tarik spiritual sekaligus estetika. Pura yang sakral ini menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat setempat, sekaligus mempercantik lanskap alami danau dengan nuansa budaya yang kental.

4. Area Camping yang Luas dan Nyaman

 

   (Suasana Camping di Malam Hari dan di Pagi Hari)

    Bagi pecinta alam dan camping, Danau Tamblingan adalah pilihan tepat. Area camping di sini sangat luas, hampir sepanjang pinggiran danau bisa digunakan untuk mendirikan tenda. Namun, perlu diingat bahwa area di sekitar pura tidak diperbolehkan untuk camping demi menjaga kesakralan tempat suci tersebut.

    Salah satu keunggulan camping di Danau Tamblingan adalah akses parkir yang sangat praktis. Pengunjung bisa memarkir kendaraan langsung di dekat tenda, sehingga tidak perlu repot membawa peralatan camping terlalu jauh. Hal ini menjadikan camping di Tamblingan nyaman bagi semua kalangan, termasuk keluarga dengan anak-anak.

    Menghabiskan malam di tepi danau memberikan pengalaman yang menenangkan. Suara alam, udara pegunungan yang sejuk, serta pemandangan langit berbintang akan menemani sepanjang malam. Ditambah dengan hangatnya api unggun, suasana camping di Tamblingan terasa lengkap dan berkesan.

 

5. Pesona Spiritual dan Daya Tarik Budaya

   (Pemandangan Danau Tamblingan dan Pura Ulun Danu Tamblingan)

 Selain panorama alamnya, Danau Tamblingan juga memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi. Pura Ulun Danu Tamblingan yang berada di kawasan ini adalah salah satu pura penting di Bali. Masyarakat setempat masih rutin mengadakan upacara adat di pura tersebut, menjadikan danau ini tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga pusat spiritual.

    Keberadaan pura dan tradisi adat ini menambah keunikan Danau Tamblingan. Wisatawan yang datang bisa merasakan suasana sakral dan ketenangan yang jarang ditemukan di destinasi lain. Ini juga yang membuat Tamblingan berbeda dari danau-danau lainnya di Bali.

    Dengan kombinasi keindahan alam, udara segar, dan nuansa budaya yang kental, Danau Tamblingan menjadi destinasi yang wajib dikunjungi di Bali Utara. Baik untuk berwisata, camping, maupun sekadar menikmati suasana tenang, danau ini selalu memberikan pengalaman yang mendalam bagi setiap pengunjung.

 

 

Apa Aja Sih Gunung yang Ada Di Bali?

 


    Ternyata Bali memiliki puluhan gunung dan pegunungan yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur Bali. 10 yang tertinggi diantaranya adalah trens pendakian di Bali saat ini.

    Bila Dunia memiliki World Seven Summit sebagai challenge bagi para petualang sejati, dan Indonesia memiliki 7 Summit Indonesia yang tersebar di 7 Pulau Besar dan gugusan kepulauannya. Maka Bali memiliki tantangannya sendiri, berupa 10 Puncak tertinggi Pulau Dewata yang akrab disebut sebagai 10 Summit Bali.

    Dengan karakteristik alamnya yang khas dan keindahan panoramanya membuat 10 Summit Bali ini menjadi favorit dikalangan petualang saat ini. Tentu bukan hal yang mudah mencapai 10 atap Pulau Bali, namun dengan semangat dan tekad apapun akan bisa diraih.

Mampukah kamu menapakkan kaki di 10 puncak tertinggi Bali ini?

Gugusan Pegunungan Bali Tengah

Gugusan 3 Gunung di Bali Timur

    Berikut 10 Gunung tertinggi di Bali:

                1. Gunung Agung 3.142 Mdpl

                2. Gunung Batukaru 2.276 Mdpl

                3. Gunung Abang 2.151 Mdpl

                4. Gunung Catur 2.096 Mdpl 

                5. Gunung Sanghyang 2.087 Mdpl 

                6. Gunung Pohen 2.063 Mdpl

                7. Gunung Tapak 1.909 Mdpl 

                8. Gunung Lesung 1.885 Mdpl 

                9. Gunung Adeng 1.826 Mdpl

                10. Gunung Batur 1.717 Mdpl


1. Gunung Agung (3.142 Mdpl)

    Terletak di Kabupaten Karangasem, Gunung Agung adalah yang tertinggi di Bali. Merupakan gunung berapi aktif yang dapat didaki melalui beberapa jalur. Masing-masing jalur menghabiskan waktu pendakian sekitar 5-10 jam tergantung ritme perjalanan dan jalur yang ditempuh. Beberapa jalur pendakiaannya antara lain, Jalur Pura Pasar Agung, Jalur Pura Pengubengan, Jalur Taman Edelweis, Jalur Puregai, dll.

    Saat ini yang paling populer adalah via Taman Edelweis. Tidak seperti Jalur Pengubengan, jalur Edelweis memiliki sumber mata air didekat pos camp. Selain itu, puncak sejati Gunung Agung juga dapat dicapai dengan lebih aman dari jalur ini, dibandingkan dengan jalur Pasar Agung yang mana untuk mencapai puncak sejati harus melipir terlebih dahulu di tebing kawah yang terjal. 

View dari Puncak Gunung Agung

2. Gunung Batukaru (2.276 Mdpl)

       Terletak di Kabupaten Tabanan, Gunung Batukaru dapat didaki melalui beberapa jalur, diantaranya via Desa Pujungan, via Wongaya Gede, via Jatiluwih, dll. Dibanding semua jalur, via Pujungan adalah yang terfavorit dikalangan pendaki. Disamping karena tidak banyak percabangan, jalur Pujungan juga merupakan yang terpendek, tapi jangan dianggap remeh ya, karena sepanjang jalur disuguhi tanjakan yang makin menantang.

    Camping dapat dilakukan di puncak tapi harap dirikan tenda diluar area Pura, karena di puncak gunung ini terdapat Pura Pucak Kedaton. Rata-rata waktu pendakian yang dibutuhkan sekitar 5-7 jam tergantung ritme perjalanan dan jalur yang Sobat Truecamp lewati.

View dari Puncak Gunung Batukaru sisi utara


3. Gunung Abang (2.151 Mdpl)

          Terletak di Kintamani, Gunung Abang sebenarnya adalah puncak tertinggi dari bekas Kaldera Gunung Batur Purba, jadi Gunung Abang bukan gunung berapi. Sebab itu masyarakat sering juga menyebutnya sebagai Bukit Abang. Disisi utara terdapat Bukit Trunyan yang merupakan bagian dari Gunung Abang.

          Pendakian Gunung Abang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam. Camping juga dapat dilakukan pada area puncak. Pemandangan dari puncak gunung ini cukup terbuka, ketika di puncak temen-temen dapat melihat Sunrise di sisi timur, Danau serta Gunung Batur disisi Barat Laut, dan perbukitan Trunyan di bagian utara. Berikut pemandangan dari Lereng Gunung Abang:

View dari Lereng Gunung Abang

4. Gunung Catur (2.096 Mdpl)

     Gunung Catur terletak di Kabupaten Badung umumnya dikenal dengan nama Puncak Mangu. Mengapa demikian? Puncak Mangu adalah nama Pura yang terdapat di puncak gunung ini, dan sekaligus merupakan puncak tertinggi dari Gunung Catur. Terdapat juga puncak lainnya bernama Puncak Pengelengan yang dapat ditempuh setelah melewati Pura Puncak Mangu (dari sisi belakang pura).

    Jalur pendakian yang paling populer adalah via Desa Petang dengan sebagian jalurnya berupa tangga beton. Estimasi pendakian Puncak Mangu sekitar 2-3 jam, dan waktu terbaik untuk mendaki disini adalah pada pagi hari. Puncak sebagian tertutup lebatnya pepohonan sehingga view sunrise tidak bisa dilihat, namun tenang saja masih ada view indahnya Danau Buyan dan rangkaian pegunungan disekitarnya yang dapat kita nikmati. Camping dapat dilakukan di area puncak namun mengingat areanya yang sempit, maksimal 6-8 tenda dapat didirikan tergantung ukuran tenda temen-temen.

View dari Puncak Mangu

5. Gunung Sanghyang (2.087 Mdpl)

    Gunung Sanghyang terletak di Kabupaten Tabanan, memiliki 2 puncak utama. Puncak Selatan adalah puncak tertingginya (2.087 Mdpl), sedangkan puncak utara (2.074 Mdpl) merupakan titik paling sering didaki. Mengingat jalur dari puncak sisi utara menuju selatan cukup lebat, maka kebanyakan para pendaki sudah cukup puas mencapai puncak ini saja tanpa melanjutkan ke selatan. Selain 2 puncak tersebut terdapat juga satu puncak lagi yang sering disebut Puncak Melangki. 

    Jalur pendakiannya dapat dilakukan melalui Desa Gesing, dengan estimasi pendakian 2 - 2,5 jam. View dari puncak gunung ini tertutup sebagian terutama di arah timur, sehingga view sunrise tidak maksimal. Sedikit dibawah puncak terdapat areal yang cukup luas untuk melakukan camping. Di areal ini juga banyak berdiri bangunan suci. 

View dari Puncak Gunung Sanghyang Sisi Utara


6. Gunung Pohen (2.063 Mdpl)

    Gunung Pohen terletak di Kabupaten Tabanan, merupakan bagian dari Cagar Alam Batukahu selain Gunung Tapak dan Gunung Lesung. Jalur pendakian yang umumnya dilalui adalah via Bedugul menuju arah bekas Pembangkit Listrik Geothermal Bedugul. Jalur pendakiannya cukup lebat akan semak-semak yang dibeberapa bagian membentuk terowongan, memberi sensasi yang berbeda dibanding pendakian di gunung lainnya.  Estimasi pendakian sekitar 2 jam. Areal puncak cukup sempit dan lebat serta tidak memungkinkan untuk camping. 

Pemandangan Gunung Catur dan Danau Buyan dilihat dari Lereng Gunung Pohen.

7. Gunung Tapak (1.909 Mdpl)

    Gunung Tapak terletak di Bedugul, Kabupaten Tabanan. Merupakan gunung paling sering dikunjungi peziarah, karena dipuncaknya terdapat makam dari salah satu Wali Pitu Bali sehingg sering disebut Makam Keramat. Selain itu juga terdapat Pura Puncak Terate Bang disebelahnya. Sehingga tampak kerukunan beragama sangat terjaga. 

    Pendakian dapat dilakukan dari dalam Kebun Raya Bedugul menuju arah Makam Keramat mengikuti petunjuk plang. Jalurnya berupa tangga tanah hingga ke puncak. Jalur lainnya dapat melalui bekas PLTP/Geothermal Bedugul, yang mana jalur ini lebih landai namun sedikit bercabang. Sebaiknya bila mengambil jalur Geothermal ini mengajak yang sudah berpengalaman. Estimasi pendakian dari kedua jalur ini sekitar 2 jam, dan view dari puncak adalah Danau Buyan.

View Puncak Gunung Tapak


8. Gunung Lesung (1.885 Mdpl)

    Gunung Lesung terletak di Kabupaten Buleleng merupakan gunung purba yang sudah tidak aktif lagi. Terletak bersebelahan dengan Gunung Sanghyang namun berbeda kabupaten. Pendakiannya dapat dilakukan dari Desa Gesing, dengan etimasi pendakian selama 2 jam, dan setengah jalurnya landai. Puncak dari Gunung Lesung berada di sisi utara pada Pura Pucak Anglayang. Dengan vegetasi hutan lebat, sunrise tidak dapat dilihat dari puncak. Di Gunung ini juga terdapat goa besar yang sangat dalam bernama Goa Naga Loka.

Pemandangan Pegunungan Jawa dan Bali Barat dilihat dari Lereng Gunung Lesung.


9. Gunung Adeng (1.826 Mdpl)

    Gunung Adeng terletak di Kabupaten Tabanan memiliki 2 jalur untuk pendakian. Namun saat ini jalur Desa Angseri ditutup untuk pendakian dan hanya diperbolehkan kegiatan agama. Jalur lainnya dapat melalui Canding Kuning, yaitu dari depan gerbang PLTP/Geothermal Bedugul menuju ke arah selatan menyusuri jalan aspal hingga melalui jalan setapak sempit yang dipenuhi rumput tinggi dan semak. Untuk mendaki ke Gunung Adeng sangat disarankan mengajak orang yang sudah hapal jalurnya. Sepanjang jalur dipenuhi pepohonan lebat hingga ke area Puncak, sehingga hampir tidak ada view yang terbuka. Tapi jangan patah semangat dulu, justru lebatnya vegetasi disini memberi aura misterius yang memberi kesan berbeda ketika didaki. Berani untuk mencoba?

Suasana Puncak Gunung Adeng.


10. Gunung Batur (1.717 Mdpl)

    Gunung Batur yang berada di peringkat buncit dalam hal ketinggian justru merupakan gunung paling populer di Bali. Tidak heran, setiap harinya banyak pendaki yang memenuhi area pendakiannya terutama saat subuh untuk melihat Sunrise nya yang terkenal akan lautan awan. Pura Pasar Agung adalah jalur paling ramai dilalui pendaki, pasalnya jalur ini merupakan yang terpendek hanya dengan 1,5 jam perjalan sudah bisa sampai puncak. 

    Gunung Batur memiliki 3 kawah aktif. Kawah II dibagian tepinya merupakan spot camp favorit di gunung ini yang umum dikenal dengan sebutan Campground Culali. Campground ini dapat dicapai melalui Pura Pasar Agung (+50 menit pendakian) atau via BlackLava (+3 jam pendakian).

Foto Gunung Batur dan Danau Batur.









Menikmati Keindahan Alam Bali Timur di Bukit Bulgari


Bukit Bulgari: Panorama Gunung, Laut, dan Perbukitan dalam Satu Tempat

     (Pemandangan Gunung Agung dan Barisan Perbukitan dari Bukit Bulgari)
 

    Bali bukan hanya tentang pantai, pura, atau keramaian destinasi wisata populer. Di sisi timur Pulau Dewata, ada sebuah bukit dengan pesona alam yang masih alami dan belum banyak terjamah wisatawan, yaitu Bukit Bulgari. Berada di Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, bukit ini menawarkan pemandangan spektakuler dari Gunung Agung hingga hamparan laut di Padangbai.

Keindahan Bukit Bulgari menjadikannya sebagai destinasi yang cocok bagi para pecinta alam, khususnya mereka yang gemar camping atau sekadar ingin melepas penat. Meski fasilitasnya masih terbatas, suasana yang hening, udara segar, dan panorama menawan membuat tempat ini memiliki daya tarik tersendiri.

Selain itu, lokasi Bukit Bulgari yang cukup dekat dari Denpasar — sekitar 1,5 jam perjalanan — membuatnya mudah dijangkau untuk liburan singkat di akhir pekan. Dengan pengalaman yang sederhana namun penuh ketenangan, Bukit Bulgari bisa menjadi pilihan tepat untuk menikmati sisi lain Bali yang masih alami.

1. Lokasi Bukit Bulgari

                                                                 (Pemandangan Gunung Agung dari Bukit Bulgari)

    Bukit Bulgari terletak di Banjar Pekarangan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Lokasi ini berada di kawasan timur Bali yang masih alami dan belum terlalu ramai dikunjungi wisatawan. Hal ini membuat suasana Bukit Bulgari terasa tenang dan cocok bagi siapa saja yang ingin melepaskan penat dari keramaian kota.

    Dari Denpasar, perjalanan menuju Bukit Bulgari memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Perjalanan cukup menyenangkan karena sepanjang jalan disuguhi pemandangan sawah, perbukitan, hingga hamparan laut biru di beberapa titik. Meski tidak terlalu jauh, lokasi ini tetap terasa tersembunyi sehingga menghadirkan kesan eksklusif bagi pengunjung.

    Keindahan Bukit Bulgari mulai terasa sejak perjalanan mendekati area camping. Suasana pedesaan yang asri, udara segar, dan keramahan warga sekitar menambah pengalaman wisata ke bukit ini menjadi lebih berkesan.

2. Akses Menuju Lokasi

   (Akses Masuk ke Lokasi yang Masih Alami) 

    Akses menuju Bukit Bulgari masih cukup sederhana. Jalannya berupa beton, namun hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Jadi, bagi yang berencana membawa mobil, harus memarkir kendaraan di tempat lain dan melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor. Kondisi jalan ini justru menjaga keasrian alam di sekitar bukit karena terbebas dari lalu lintas kendaraan besar.

    Meski jalannya terbatas, justru inilah daya tariknya. Sepanjang perjalanan menuju lokasi, pengunjung bisa menikmati suasana pedesaan Bali yang khas dengan pemandangan perbukitan hijau dan rumah-rumah tradisional. Jalan yang cukup menantang juga memberikan sensasi tersendiri bagi para petualang yang suka menjelajah tempat baru.

    Sesampainya di dekat area camping, tidak tersedia lahan parkir resmi. Pengunjung biasanya memarkir kendaraan di pinggir jalan dekat bukit. Meski sederhana, hal ini masih cukup aman karena warga sekitar turut menjaga lingkungan dengan baik.

3. Fasilitas yang Tersedia

  (Suasana Camping di Bukit Bulgari) 

    Bukit Bulgari masih sangat alami sehingga fasilitas umum belum tersedia secara lengkap. Tidak ada listrik maupun toilet umum di area bukit. Namun, jangan khawatir, karena terdapat rumah warga di dekat lokasi yang bisa membantu. Pengunjung bisa meminjam toilet dengan biaya sukarela, bahkan membeli kayu bakar dari warga sekitar untuk kebutuhan api unggun saat camping.

    Keterbatasan fasilitas justru membuat pengalaman camping di Bukit Bulgari terasa lebih otentik. Para pengunjung bisa benar-benar menyatu dengan alam tanpa gangguan teknologi modern. Ini menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin menikmati suasana sederhana, namun penuh ketenangan.

    Selain itu, interaksi dengan warga setempat menjadi pengalaman berharga. Warga dengan ramah akan membantu jika ada kebutuhan mendesak. Dengan begitu, meski fasilitas terbatas, pengunjung tetap bisa merasa aman dan nyaman.

4. Pesona Pemandangan Bukit Bulgari

    (Pemandangan Pelabuhan Padang Bai dari Bukit Bulgari) 

 Daya tarik utama Bukit Bulgari tentu saja adalah pemandangannya. Dari area bukit, pengunjung bisa melihat megahnya Gunung Agung yang berdiri kokoh di sisi utara. Selain itu, hamparan perbukitan yang membentang di wilayah Klungkung hingga Karangasem juga terlihat jelas, memberikan nuansa alam yang indah dan menenangkan.

    Di sisi selatan, terlihat pelabuhan Padangbai yang menjadi salah satu jalur utama menuju Lombok. Pemandangan laut biru dengan aktivitas kapal di pelabuhan menambah variasi panorama yang bisa dinikmati dari atas bukit. Perpaduan gunung, bukit, dan laut menjadikan Bukit Bulgari sebagai spot yang istimewa.

    Untuk momen matahari terbit, sunrise di Bukit Bulgari sedikit tertutup oleh tebing di sekitarnya. Meski begitu, suasana pagi tetap indah dengan cahaya keemasan yang perlahan menyinari perbukitan. Sedangkan saat malam tiba, langit berbintang akan menjadi hiburan alami yang mempesona.

5. Area Camping di Bukit Bulgari

 (Suasana Malam Camping di Bukit Bulgari) 

    Bukit Bulgari juga dikenal sebagai spot camping yang mulai diminati. Area camping di bukit ini memang tidak terlalu luas, namun cukup untuk sekitar 10 tenda. Hal ini membuat suasananya lebih privat dan nyaman, cocok untuk camping bersama teman atau keluarga kecil.

    Menghabiskan malam di Bukit Bulgari memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Angin sepoi-sepoi, nyanyian serangga malam, dan pemandangan langit berbintang menciptakan nuansa yang sulit ditemukan di kota. Ditambah lagi, udara sejuk khas perbukitan membuat tidur di dalam tenda terasa lebih segar.

    Meski sederhana, camping di sini bisa menjadi aktivitas healing yang menyenangkan. Apalagi dengan dukungan warga sekitar yang bisa menyediakan kayu bakar untuk api unggun, suasana malam di Bukit Bulgari akan semakin hangat dan akrab.

Menjelajahi Gunung Adeng: Pendakian Singkat via Blooms Garden yang Memikat

 Pendakian Via Blooms Garden

 

 

(Start Poin Pendakian Gunung Adeng)

    Gunung Adeng adalah salah satu gunung yang berada di kawasan Bedugul, Bali, dengan ketinggian sekitar 1.826 mdpl. Meski tidak setenar Gunung Agung atau Gunung Batukaru, gunung ini memiliki daya tarik yang berbeda, terutama karena jalurnya yang singkat namun tetap menawarkan keindahan alam yang menawan. Suasananya yang tenang juga menjadi alasan mengapa pendakian ini cocok bagi pendaki pemula maupun mereka yang ingin sekadar melepas penat dari rutinitas.

    Selain keindahan alamnya, Gunung Adeng juga menyimpan nilai spiritual bagi masyarakat sekitar. Gunung-gunung di Bali pada umumnya dianggap suci dan memiliki hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu. Dengan demikian, mendaki Gunung Adeng bukan hanya soal menikmati pemandangan, tetapi juga merasakan energi alami yang menenangkan jiwa. Sebelumnya sudah pernah dipaparkan pendakian Gunung Adeng via Angseri, namun jalur pendakian tidak hanya dari Angseri saja. Namun, pendakian via Angseri saat ini status sudah ditutup oleh pihak desa setempat dan hanya dibuka untuk keperluan sembahyang. Maka dari itu disarankan jalur pendakian yang dekat dengan lokasi Blooms Garden ini.

Awal Perjalanan dari Blooms Garden

    Pendakian via Blooms Garden bukan berarti masuk melewati Blooms Garden, hanya saja lokasi mulai pendakianya dekat dengan lokasi Blooms Garden.Jadi, setelah melewati gerbang Blooms Garden menuju start point hanya sekitar beberapa menit saja. Sesampainya di lokasi,ternyata tempat parkirnya cukup luas, terdapat toilet, dan pengelolanya pun ramah. Registrasi nya pun dikenakan biaya Rp 20.000/ orang. Dan pelayanan yang diberikan pun bagus, karena ketika hujan pada saat itu helm yang berada di parkiran dibungkuskan plastik oleh pihak pengelola.

                       

                   (Suasana jalan menuju start poin pendakian)                                            (Tempat registrasi pendakian)

 

                      (Kondisi tempat parkir pada start point)                                    (Mobil bisa masuk dan parkir di start point)

    Setelah registrasi pendaki pun dipersilakan untuk mendaki. Saat memasuki plang dimulainya jalur pendakian, pada sisi kanan dan kiri dipenuhi oleh pepohonan, jadi sepanjang jalur akan diberikan pemandangan pepohonan yang sangat meneduhkan. Selama perjalanan pun cukup menantang karena jalur yang cukup licin.

(Kondisi jalur pendakian Gunung Adeng)

    Setelah jalan sekitar 30 menit, kita sampai di area terbuka luas mirip sabana. Dan di ujung lapangan ini, pemandangan Gunung Adeng terlihat  jelas. Momen ini jadi highlight perjalanan karena setelah lama jalan di hutan tertutup, tiba-tiba dapet view yang bikin semangat balik lagi. Banyak pendaki berhenti di sini buat istirahat, foto-foto, atau sekadar minum sebelum lanjut.

  (Tanah Lapang atau sabananya jalur pendakian Gunung Adeng)

      Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan jalur yang makin menanjak. Ada beberapa bagian curam dan lumayan licin, tetapi serunya waktu itu pendaki cukup rame, jadi sepanjang jalan ketemu orang baru, saling sapa, saling kasih semangat. Suasananya jadi tidak terasa sepi.


(Suasana pendakian Gunung Adeng)

Keindahan Puncak Gunung Adeng 

(Suasana di Puncak Gunung Adeng yang terdapat pelinggihnya)
 

    Estimasi waktu pendakian di Gunung Adeng pada jalur Blooms Garden ini kurang lebih 3 jam sampai di puncak, namun waktu tetap menyesuaikan dengan ritmen pendakian masing-masing pendaki. Pada puncak Gunung Adeng terdapat sebuah pelinggih kecil untuk sembahyang, dan biasanya kabut tipis langsung turun, bikin suasananya kerasa damai sekaligus mistis. Meski sepanjang jalur view-nya cuma hutan, rasa lelah langsung terbayar begitu sampai sini.

 
  (Suasana pendakian Gunung Adeng)

    Meskipun tergolong singkat, jalur menuju puncak Gunung Adeng tetap memberikan tantangan yang menyenangkan. Awalnya, jalur cenderung landai dan mudah dilalui. Namun, semakin mendekati puncak, pendaki akan menemui tanjakan yang lebih curam dengan akar pohon dan semak-semak yang menutup sebagian jalur. Hal ini menambah sensasi petualangan tanpa membuat pendakian terasa terlalu berat.

 
(Suasana pendakian Gunung Adeng)

 Meski puncaknya tidak terlalu luas, suasananya tenang dan damai. Pendaki bisa beristirahat sambil menikmati bekal, atau sekadar duduk terdiam mengagumi keindahan alam sekitar. Sensasi berada di puncak Gunung Adeng memberikan pengalaman sederhana namun begitu berkesan, terutama bagi mereka yang mencari ketenangan di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.

Tips dan Rekomendasi Pendakian

    Untuk menikmati pendakian dengan nyaman, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Pertama, menggunakan sepatu trekking karena jalurnya cukup licin, jas hujan tetap dibawa karena cuaca yang tidak menentu sewaktu-waktu bisa terjadi hujan dan pakaian ganti yang nyaman agar tidak flu setelah terkena hujan. Kedua, bawalah air minum yang cukup karena di sepanjang jalur tidak terdapat sumber air. Dan yang tak kalah penting, pastikan untuk memulai pendakian pagi hari agar bisa tiba di puncak sebelum siang.

    Selain perlengkapan, penting juga untuk menghormati lingkungan sekitar. Jangan lupa meminta izin pada warga atau pengelola sebelum mendaki, serta selalu bawa kembali sampah agar keindahan jalur tetap terjaga. Dengan persiapan yang matang dan sikap yang bertanggung jawab, pendakian ke Gunung Adeng via Blooms Garden akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan.

 

(Spot Foto di Puncak Gunung Adeng)