Menjelajahi Gunung Adeng: Pendakian Singkat via Blooms Garden yang Memikat

 Pendakian Via Blooms Garden

 

 


    Gunung Adeng adalah salah satu gunung yang berada di kawasan Bedugul, Bali, dengan ketinggian sekitar 1.826 mdpl. Meski tidak setenar Gunung Agung atau Gunung Batukaru, gunung ini memiliki daya tarik yang berbeda, terutama karena jalurnya yang singkat namun tetap menawarkan keindahan alam yang menawan. Suasananya yang tenang juga menjadi alasan mengapa pendakian ini cocok bagi pendaki pemula maupun mereka yang ingin sekadar melepas penat dari rutinitas.

    Selain keindahan alamnya, Gunung Adeng juga menyimpan nilai spiritual bagi masyarakat sekitar. Gunung-gunung di Bali pada umumnya dianggap suci dan memiliki hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu. Dengan demikian, mendaki Gunung Adeng bukan hanya soal menikmati pemandangan, tetapi juga merasakan energi alami yang menenangkan jiwa. Sebelumnya sudah pernah dipaparkan pendakian Gunung Adeng via Angseri, namun jalur pendakian tidak hanya dari Angseri saja. Terdapat juga jalur pendakian yang dekat dengan lokasi Blooms Garden.

Awal Perjalanan dari Blooms Garden

    Pendakian via Blooms Garden bukan berarti melewati Blooms Garden, hanya saja lokasi mulai pendakianya dekat dengan lokasi Blooms Garden.Jadi, setelah melewati gerbang Blooms Garden menuju start point hanya sekitar beberapa menit saja. Sesampainya di lokasi,ternyata tempat parkirnya cukup luas, terdapat toilet, dan pengelolanya pun ramah. Registrasi nya pun dikenakan biaya Rp 20.000/ orang. Dan pelayanan yang diberikan pun bagus, karena ketika hujan pada saat itu helm yang berada di parkiran dibungkuskan plastik oleh pihak pengelola.

    Setelah registrasi pendaki pun dipersilakan untuk mendaki. Saat memasuki plang dimulainya jalur pendakian, pada sisi kanan dan kiri dipenuhi oleh pepohonan, jadi sepanjang jalur akan diberikan pemandangan pepohonan yang sangat meneduhkan. Selama perjalanan pun cukup menantang karena jalur yang cukup licin.


    Setelah jalan sekitar 30 menit, kita sampai di area terbuka luas mirip sabana. Dan di ujung lapangan ini, pemandangan Gunung Adeng terlihat  jelas. Momen ini jadi highlight perjalanan karena setelah lama jalan di hutan tertutup, tiba-tiba dapet view yang bikin semangat balik lagi. Banyak pendaki berhenti di sini buat istirahat, foto-foto, atau sekadar minum sebelum lanjut.

    Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan jalur yang makin menanjak. Ada beberapa bagian curam dan lumayan licin, tetapi serunya waktu itu pendaki cukup rame, jadi sepanjang jalan ketemu orang baru, saling sapa, saling kasih semangat. Suasananya jadi tidak terasa sepi.

 

 

Keindahan Puncak Gunung Adeng   


 

    Kurang lebih 3 jam kita sampai di puncak. Di atas ada sebuah pelinggih kecil untuk sembahyang, dan biasanya kabut tipis langsung turun, bikin suasananya kerasa damai sekaligus mistis. Meski sepanjang jalur view-nya cuma hutan, rasa capek langsung terbayar begitu sampai sini.

    Meskipun tergolong singkat, jalur menuju puncak Gunung Adeng tetap memberikan tantangan yang menyenangkan. Awalnya, jalur cenderung landai dan mudah dilalui. Namun, semakin mendekati puncak, pendaki akan menemui tanjakan yang lebih curam dengan akar pohon dan semak-semak yang menutup sebagian jalur. Hal ini menambah sensasi petualangan tanpa membuat pendakian terasa terlalu berat.

    Meski puncaknya tidak terlalu luas, suasananya tenang dan damai. Pendaki bisa beristirahat sambil menikmati bekal, atau sekadar duduk terdiam mengagumi keindahan alam sekitar. Sensasi berada di puncak Gunung Adeng memberikan pengalaman sederhana namun begitu berkesan, terutama bagi mereka yang mencari ketenangan di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.

Tips dan Rekomendasi Pendakian

    Untuk menikmati pendakian dengan nyaman, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Pertama, gunakan sepatu trekking yang nyaman karena jalur bisa menjadi licin terutama setelah hujan. Kedua, bawalah air minum yang cukup karena di sepanjang jalur tidak terdapat sumber air. Dan yang tak kalah penting, pastikan untuk memulai pendakian pagi hari agar bisa tiba di puncak sebelum siang.

    Selain perlengkapan, penting juga untuk menghormati lingkungan sekitar. Jangan lupa meminta izin pada warga atau pengelola sebelum mendaki, serta selalu bawa kembali sampah agar keindahan jalur tetap terjaga. Dengan persiapan yang matang dan sikap yang bertanggung jawab, pendakian ke Gunung Adeng via Blooms Garden akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan.

 


 

Pendakian Gunung Adeng: Menyatu dengan Alam Bali yang Asri


Pendakian Via Angseri
 
 

    Sebagai gunung tertinggi ke-9 di Bali, Gunung Adeng yang terletak di Kabupaten Tabanan ini menawarkan sensasi pendakian yang berbeda dibanding gunung lainnya di Bali. Vegetasi hutan yang rimbun dan puncak yang full tertutup pohon membuat tidak banyak pendaki yang ingin kesini. Namun, bagi para petualang dengan orientasi 10 Summit Bali tentu belum lengkap rasanya sebelum menapaki kaki di puncak gunung ini. Meskipun memiliki ketinggian hanya 1.826 meter diatas permukaan laut (MDPL) tapi jangan dianggap remeh, gunung yang satu ini cukup membingungkan bagi para pendaki yang kurang berpengalaman. Beberapa kasus pendaki tersesat terjadi tahun 2020 lalu di gunung ini yang membuat Jalur Angseri ditutup waktu itu. 

    Angseri adalah nama desa yang terletak di kaki Gunung Adeng, merupakan salah satu jalur yang cukup banyak dilalui untuk mencapai Puncak Adeng. Jika belum mengetahui jalur ini, temen-temen dapat mencari menggunakan Google Maps dengan search key "Pura Luhur Pucak Adeng". Meskipun namanya Pura Puncak Adeng tapi sebenarnya Pura ini berada di kaki Gunung Adeng bersama Pura Pucak Anyar. Jadi kedua pura ini adalah start point pendakian Gunung Adeng. Parkiran di pura ini cukup luas, teman-teman bisa memarkir kendaraan dengan nyaman disini. Salah satu hal yang khas dari Pendakian via Angseri adalah ratusan anak tangga yang akan dilewati dari parkiran menuju areal pura. Jalur pendakiannya sendiri berada di dalam pura ini. Pura yang pertama dilalui adalah Pura Luhur Pucak Adeng, dari sini kekiri akan terlihat Pura Pucak Anyar disebelah atas. Naik tangga lagi dan setelah berada di dalam areal Pura Pucak Anyar akan terlihat jalur setapak kecil di bagian belakang, inilah jalur yang dilalui untuk menuju ke puncak.

Kondisi Medan dan Jalur Pendakian

    Perlu diingat, gunung Adeng ini berbeda dengan gunung-gunung lain pada umumnya yang memiliki semak-semak rimbun disepanjang sisi jalur. Vegetasi di Gunung Adeng didominasi pohon-pohon tinggi yang dedaunannya begitu rimbun sehingga membentuk seperti kanopi yang menutupi area dibawahnya dari sinar matahari. Oleh sebab itu, semak-semak tidak dapat hidup dibawahnya. Akibatnya jalur pendakian menjadi tidak jelas, karena pada umumnya jalur setapak pendakian nampak jelas bila dikiri dan kanannya terdapat semak-semak yang memagari sepanjang jalur. Tanpa itu, jalur setapak yang sering dilalui tidak akan ada bedanya terlihat dengan area disekitarnya yang bukan jalur pendakian. Hal inilah yang membuat banyak pendaki tersesat disana, karena ada beberapa titik tikungan yang tidak terlihat jelas.

    Maka dari itu sangat penting ketika mendaki gunung ini mengajak orang yang sudah berpengalaman dan tahu betul jalur yang harus dilewati. Sebagian besar kasus orang tersesat di Gunung Adeng terjadi ketika perjalanan turun dan terpisah dari rombongan. Maka dari itu, dapat pula dilakukan pemasangan tanda-tanda (misalnya berupa mengikat kain/pita di pohon) agar ketika turun dapat mudah menemui jalur yang dilewati sebelumnya.

Perizinan

    Terkait keperluan ijin untuk mendaki Gunung Adeng dapat melalui Kepala Desa Setempat. Pada akhir tahun 2020 pendakian ke puncak Gunung Adeng ditutup oleh pihak desa karena terjadi kasus pendaki yang tersesat ketika menuruni gunung. Dan belum ditentukan kapan akan dibuka kembali. Namun tidak ada larangan untuk bersembahyang ke Pura Luhur Pucak Adeng.

Waktu Pendakian

    Dibanding gunung lain diutaranya, jalur pendakian gunung Adeng lebih panjang. Sehingga waktu tempuh pendakian sedikit lebih lama. Rata-rata waktu pendakian gunung ini adalah 4 jam dengan ritme jalan santai.

Letak Geografis

    Secara geografis, Gunung Adeng berbatasan langsung dengan Gunung Pohen disebelah utaranya, Gunung Sanghyang disebelah baratnya, dan di barat dayanya terdapat Gunung Batukaru.


Puncak dan View Pendakian

    Akibat lebatnya hutan digunung ini hingga menutupi puncak menyebabkan hampir tidak ada view terbuka ketika mendaki Gunung Adeng. View yang tersedia hanya rimbunnya pepohonan hutan khas Gunung Adeng dengan suara alamnya yang khas. Satu-satu spot view terbuka hanya ada pada gerbang/Candi Bentar Pura Pucak Anyar ke arah tangga.

    Sepanjang pendakian terdapat 1 post didekat puncak yang menyerupai kondisi puncak itu sendiri. Pendaki yang pertama kali kesini kerap bingung dan mengira ini adalah puncak dari Gunung Adeng, namun dari post ini akan terlihat jalan setapak lagi, untuk menuju Puncak tinggal mengikuti jalan setapak tersebut kurang lebih 10 menit dengan kondisi jalur yang cenderung landai.

    Puncak Gunung Adeng area datar yang tidak terlalu luas dan dikelilingi oleh pepohonan yang begitu lebat, sehingga tidak ada view terbuka di puncak ini.